Hari-Hari
Diharamkan Puasa
1- Hari Raya
Idul Fitri dan Idul Adha.
Kedua hari
raya ini diharamkan berpuasa. Sesuai dengan hadits Nabi saw
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
إِنَّ هَذَيْنِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهِمَا : يَوْمَ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ ، وَالآخَرُ
يَوْمَ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسَكِكُمْ (رواه البخاري مسلم)
Dari Umar bin
Khathab ra, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulallah saw melarang berpuasa di kedua
hari raya. Pada hari raya Idul Fitri kamu berbuka puasamu dan pada hari raya
Idul Adha kamu makan daging kurbanmu dan” (HR Bukhari Muslim)
2- Hari-hari Tashriq
Yaitu 3 hari
setelah Idul Adha (11, 12, 13 Dhul Hijjah), diharamkan berpuasa pada hari-hari
tersebut sesuai dengan hadits Rasulallah saw,
عَنْ نُبَيْشَةُ الْهُذَلِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَيَّامُ
التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ، وَذِكْرٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (متفق
عليه)
Dari Nubaisyah
Al-Hudzali ra, Rasulallah saw bersabda “hari-hari tasyriq adalah hari-hari
makan, minum dan berzikir kepada Allah. (Mutafaqun ’alih)
3- Hari syak (Hari Diragukan)
Yaitu hari
terakhir bulan Sya’ban yang diragukan datangnya awal puasa dan orang melihat
rukyah. Pada hari itu diharamkan berpuasa sesuai dengan hadits Rasulallah saw
عَنْ عَمَّارِ بنِ ياسِر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : مَنْ صَامَ
اليَوْمَ الذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ (البخاري)
“barangsiapa
yang puasa di hari diragukan datangnya puasa, maka ia telah berdurhaka kepada
Abal Qasim (yakni Rasulalallah saw)”. (HR Abu Dawud)
4- Setelah tanggal 15 Sya’ban kecuali jika
didahulukan sebelumnya dengan puasa. Maksudnya diharamkan berpuasa setelah
tanggal 15 sya’ban tanpa sebab yaitu tanpa didahulukan sebelumnya dengan puasa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : ” إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا
تَصُومُوا حَتَّى يَجِيءَ رَمَضَانُ (ابو داود والترمذي)
Sesuai dengan
hadits Rasulallah saw dari Abu Hurairah ra: “Jika bulan sya’ban telah menengah
(telah lewat dari tanggal 15) maka tidak ada puasa sampai datangnya Ramadhan”
(HR Shahih Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Al-wishal
– Puasa Non-Stop
Al-wishal
artinya dalam bahasa non-stop atau terus-menerus siang dan malam tanpa makan
dan minum lebih dari dua hari hukumnya haram bagi ummat Muhammad saw karena
membahayakan bagi kesehatan. Jadi puasa wishal adalah apabila saat tiba waktu
berbuka, seseorang yang puasa lalu menyambung atau melangsungkan puasanya dua
hari secara berturut-turut tanpa sahur. Rasulullah saw telah melarang perbuatan
ini
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ ،
إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ ” ، قَالُوا : إِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟
قَالَ : ” إِنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ ، أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي
وَيَسْقِينِي (الشيخان)
Dari Abu
Hurairah ra, beliau bersabda: ”Janganlah kau berwishal (menyambung puasamu),
jangalah kamu berwishal. Kemudian salah seorang sahabat bertanya: Wahai
Rasulullah, bukankah Engkau sendiri melakukan puasa wishal? Beliau bersabda:
Aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum
oleh Allah (HR Bukhari Muslim).
Allah
berfirman
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ – البقرة ﴿١٨٥﴾
Artinya:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.”
(Qs al-Baqarah, ayat: 185)
Puasa
Sepanjang Tahun (Shaumu ad-Dahr)
Berpuasa
sepanjang tahun selain hari-hari yang diharamkan berpuasa yaitu hari raya idul
fitri, hari raya idul adha dan hari hari tasyriq yaitu hari 11, 12, 13 dzul
Hijjah, hukumnya jaiz (dibolehkan) bagi orang yang kuat melakukannya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ حَمْزَةَ بْنِ
عَمْرو الْأَسْلَمِيَّ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! إِنِّي رَجُلٌ أَسْرُدُ الصَّوْمَ أَفَأَصُومُ
فِي السَّفَرِ ؟ قَالَ : صُمْ إِنْ شِئْتَ ، وَأَفْطِرْ إِنْ شِئْتَ (رواه مسلم)
Sesuai dengan
hadist Rasulallah saw dari Aisyah ra sesungguhnya Hamzah bin Amr Al-aslami bertanya
kepada Rasulallah saw “Wahai Rasulallah, sesungguhnya aku adalah orang yang
menyukai puasa, apakah aku boleh berpuasa di dalam perjalanan? Beliau bersabdaa
“bepuasalah jika kamu mau dan berbukalah jika kamu mau” (HR Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar